Laman

Sabtu, 18 Mei 2013

Sejarah Java

 
Berbicara mengenai Java ada dua bagian yang dibicarakan, yakni :
§  Java sebagai bahasa pemrograman.
§  Java sebagai sebuah platform.

Java sebagai bahasa pemrograman dimulai ketika pada tahun 1990, James Gosling, pemrogram yang bekerja pada Sun Microsystems mendapat tugas menciptakan program untuk mengendalikan perangkat elektronika rumah tangga.

Gosling dan kawan-kawan mulai mendesain program tersebut dengan bahasa pemrograman C++, yaitu bahasa pemrograman kelas wahid yang menjadi unggulan para pemrogram profesional saat itu, karena sifatnya yang berorientasi objek itu. Saat mulai menggunakan C++, Gosling mulai merasakan bahwa bahasa tersebut tidak cocok untuk tugas yang dibebankan kepada timnya. Mereka mulai mendapat masa-lah karena berbagai kerumitan yang dimiliki oleh C++, misalnya masa-lah pewarisan majemuk (multiple inheritance) dan masalah bug program, misalnya kebocoran memori (memory leaks). Gosling segera memutuskan untuk merancang sendiri bahasa pemrograman komputer yang sederhana dan mampu menghindarkannya dari masalah-masalah yang ia temui ketika menggunakan bahasa pemrograman C++.

Meskipun Gosling tidak menyukai kerumitan yang dimiliki oleh C++, tetapi ia menyukai sintaks dasar dan sifat berorientasi objek yang dimi-liki oleh C++. Oleh karena itu, ketika mulai merancang bahasa pemro-gramannya sendiri, ia menggunakan C++ sebagai modelnya dengan membuang fitur-fitur yang membuatnya susah. Rancangan bahasa pemrograman yang telah selesai ia buat, diberi nama Oak (konon diilhami oleh pohon Oak yang tumbuh di depan jendela kantornya).

Bahasa pemrograman Oak ini digunakan pertama kali dalam proyek yang disebut proyek Green, yaitu sistem pengendali alat-alat elektronik rumah tangga. Dengan sistem pengendali ini memungkinkan pengguna memanipulasi berbagai peralatan elektronik rumah tangga, termasuk TV, VCR, lampu dan telepon, dengan menggunakan telepon genggam yang disebut Star7. Star7 ini menggunakan layar sentuh sebagai sarana antarmuka (interface) dengan pemakai. Layar sentuh Star7 menampilkan sejumlah citra teranimasi, salah satu diantaranya adalah Duke, yang menjadi mascot java (seperti Penguin yang menjadi mascot Linux).
Berikutnya Oak dipakai dalam proyek video-on-demand (VOD), yakni sebagai perangkat lunak yang mengendalikan sistem televisi interaktif. Meskipun proyek Star7 dan VOD tidak pernah menjadi produk yang dipasarkan, Sun Microsystems memberikan kesempatan agar bahasa pemrograman Oak berkembang dan matang. Pada saat itulah Sun mengganti nama bahasa pemrograman Oak yang dibuat timnya menjadi bahasa pemrograman Java (konon diilhami saat minum kopi salah seorang timnya mengatakan Java, maksudnya asal bijih kopi yang sedang diminumnya) pada tanggal 23 Mei 1995.

Java sebagai sebuah platform, terdiri atas dua bagian utama, yakni :
§  Java Virtual Machine (JVM)
§  Java Application Programming Interface (Java API)

Pada dasarnya, ada berbagai macam platform (sistem operasi) tempat aplikasi-aplikasi perangkat lunak (software) dieksekusi seperti Microsoft Windows, Unix, Linux, Netware, Macintosh, dan OS/2. Namun, aplikasi-aplikasi yang berjalan pada suatu platform (misalnya Windows) tidak akan bisa dijalankan di platform yang lain (misalnya Linux) tanpa usaha kompilasi ulang, bahkan pengubahan kode program. Java platform merupakan perangkat lunak yang menjadi mesin virtual bagi aplikasi Java untuk dieksekusi. Jadi aplikasi Java tidak perlu dikompilasi ulang jika telah dikompilasi di suatu platform dan akan dijalankan di platform berbeda dengan saat dikompilasi, karena aplikasi Java dijalankan di atas Java Virtual Machine (JVM).

Saat ini Java Platform telah ada secara default pada berbagai sistem operasi, antara lain :
§  Windows 9.X/NT/2000
§  Sun Solaris
§  MacOS
§  Novell Netware 4.0
§  HPUx
§  Hitachi OS
§  AIX
§  Irix
§  Unixware (SCO)

Organisasi





Organisasi adalah sebuah/suatu perkumpulan bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu.
Beberapa definisi tentang Organisasi:

Menurut ERNEST DALE:
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu  struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

Menurut KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.

CIRI-CIRI ORGANISASI:
§   Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
§    Dikembangkan untuk mencapai tujuan
§    Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
§    Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.








 




 

Tentang AKHLAK




Definisi
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.  Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

Ruang Lingkup Akhlak
Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.




Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di bawah ini sebatas berbagai aliran atau faham yang pernah dan terus berkembang sampai saat ini. Khusus penilaian perbuatan baik dan buruk menurut agama, adat kebiasaan, dan kebudayaan tidak akan dibahas disini.

1.    Aliran Etika Naturalisme
Aliran ini berpendirian bahwa sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan dengan memenuhi panggilan nature/alam setiap sesuatu akan dapat sampai kepada kesempurnaan. Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia adalah perbuatan yang sesuai dengan fitrajh / naluri manusia itu sendiri.
Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta.

2.    Aliran Etika Hedonisme
Aliran hedonisme berpendapat bahwa aliran baik dan buruk adalah kebahagiaan karenanya suatu perbuatan dapat mendatangkan kebahagiaan maka perbuatan itu baik dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan.
Menurut aliran ini, setiap manusia selalu menginginkan kebahagiaan yang merupakan dorongan daripada tabiatnya dan ternyata kebahagiaan merupakan tujuan akhir dari hidup manusia, oleh karenanya jalan yang mengantarkan ke arahnya dipandang sebagai keutamaan (perbuatan mulia / baik).
Maksud dari kebahagiaan dari aliran ini adalah hedone, yakni kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan rasa serta terhindar dari penderitaan. Ada juga yang mengartikan kelezatan adalah ketentraman jiwa yang berarti keimbangan badan.
Oleh karena itu,menurut aliran ini kelezatan merupakan ukuran dari perbuatan, jadi perbuatan dipandang baik menurut kadar kelezatan yang terdapat pada perbuatan yang dilakukan seseorang dan sebaliknya perbuatan itu buruk menurut kadar penderitaan yang ada pada diri seseorang tersebut.
Aliran hedonisme, bahkan tidak hanya mengajarkan agar manusia mencari kelezatan, karena pada dasarnya tiap-tiap perbuatan ini tidak sunyi dari kelezatan tetapi aliran ini justru menyatakan hendaklah manusia itu mencari sebesar-besar kelezatan, dan seandainya dia disuruh memilih diantara beberapa perbuatan wajib ia memilih yang paling besar kelezatannya.
Maksud paham ini adalah manusia hendaknya mencari kelezatan sebesar-besarnya. Dan setiap perbuatannya diarahkan pada kelezatan. Jika terjadi keraguan dalam memilih suatu perbuatan harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya. Sesuatu yang baik apabila diri seorang yang melakukan perbuatan mengarah kepada tujuan.
Aliran hedonisme terbagi menjadi dua, yaitu:
a.    Egoistic Hedonisme
Dalam aliran ini dinyatakan bahaw ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena itu, dalam aliran ini mengharuskan kepada para pengikutnya agar mengerahkan segala perbuatannya untuk mengahasilkan kelezatan tersebut yang sebesar-besarnya.
b.    Universalistic Hedonisme
Aliran ini mendasarkan ukuran baik dan buruk pada “kebahagiaan umum”. Aliran ini mengharusakan agar manusia dalam hidupnya mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia dan bahkan pada sekalian mahkluk yang berperasaan. Jadi baik buruknya sesuatu didasarkan atas ada kesenangan atau tidaknya sesuatu itu bagi umat manusia. Kalau memang sesuatu itu lebih banyak kelezatannya dan membawa kemanfaatan maka hal itu baik tapi sebaliknya kalau membawa akibat penderitaan maka hal itu berarti buruk. 

3.    Aliran Etika Utilitarisme
Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang bermanfaat hasilnya dan yang buruk hasilnya tidak bermanfaat. Manfaat disini adalah kebahagiaan untuk sebanyak-banyak manusia dari segi jumlah atau nilai.
Maksud dari paham ini adalah agar manusia dapat mencari kebahagiaan sebesar-besarnya untuk sesama manusia atau semua mahkluk yang memiliki perasaan.
Kelezatan menurut paham ini bukan kelezatan yang melakukan perbuatan itu saja tetapi kelezatan semua orang yang ada hubungannya dengan perbuatan itu. Wajib bagi si pembuat dikala menghitung buah perbuatannya, jangan sampai berat sebelah darinya tetapi harus menjadikan sama antara kebaikan dirinya dan kebaikan orang lain.

4.    Aliran Etika Idealisme
Aliran Idealisme dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) seorang berkebangsaan Jerman. Pokok-pokok pandangan etika idealisme dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.  Wujud yang paling dalam arti kenyataan (hakikat) ialah kerohanian. Seorang berbuat baik pada prinsipnya bukan karena dianjurkan oleh orang lain melainkan timbul dari dirinya sendiri dan rasa kewajiban.
b.    Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia adalah “kemauan” yang melahirkan tindakan konkret dan menjadi pokok di sini adalah “kemauan baik”.
c.    Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan sesuatu hal yang menyempurnakannya yaitu “rasa kewajiban”. 
Menurut aliran ini “kemauan” merupakan faktor terpenting dari wujudnya tindakan-tindakan yang nyata. Kemauan perlu disempurnaka dengan perasaan kewajiban agar terwujud tindakan yang baik.

5.    Aliran Etika Vitalisme
Perbuatan baik menurut aliran ini adalah orang yang kuat, dapat memaksakan dan menekankan kehendaknya. Agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang lemah. Manusia hendaknya mempunyai daya hidup atau vitalita untuk menguasai dunia dan keselamatan manusia tergantung daya hidupnya.
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalism sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan (2) vitalisme optimistis. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.

6.    Aliran Etika Teologi
Aliran ini menyatakan bahwa baik dan buruknya perbuatan sekarang tergantung dari ketaantan terhadap ajaran Tuhan lewat kitab sucinya. Hanya saja aliran ini tidak menyebutkan dengan jelas Tuhan dan Kitab sucinya.
Yang menjadi ukuran baik-buruknya perbuatan manusia adalah didasarkan kepada ajaran Tuhan. Segala perbuatan yang diperintah Tuhan itu perbuatan yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itu perbuatan buruk.

Implementasi Akhlak dalam Kehidupan Bersama
Butir-butir akhlak di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits bertebaran laksana gugusan bintang-bintang di langit. Selain satu butir dapat  dilihat dari berbagai segi, juga mempunyai kaitan bahkan persamaan dengan taqwa. Karena itu hanya dicantumkan beberapa saja sebagai contoh, diantaranya adalah :
1. Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain :
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan  mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
d. Qana’ah, yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah berikhtiar maksimal (sebanyakbanyaknya, hingga batas tertinggi).
e. Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
f. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benarbenar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
g. Tawakal berserah diri kepada Allah SWT.






2. Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :
    A. Akhlak terhadap Manusia, diantaranya :
(1). Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW.), diantaranya.
a. Mencintai Rasulullah SAW. secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
b. Menjadikan Rasulullah SAW. sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.
c. Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
(2). Akhlak terhadap Orang Tua (birrul walidain), diantaranya :
a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.
c. Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.
d. Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaikbaiknya, dengan mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu ridha.
e. Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
(3). Akhlak terhadap Diri Sendiri, diantaranya :
a. Memelihara kesucian diri.
b. Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak  (Islam).
c.Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah diri.
d. Malu melakukan perbuatan jahat.
e. Menjauhi dengki dan menjauhi dendam.
f. Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
g. Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
(4). Akhlak terhadap Keluarga, diantaranya :
a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluaraga
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c. Berbakti kepada bapak-ibu.
d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
e. Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silahturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.
(5). Akhlak terhadap Tetangga, diantaranya :
a. Saling mengunjungi.
b. Saling bantu di waktu senang, lebih-lebih tatkala susah.
c. Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati.
d. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
(6). Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya :
a. Memuliakan tamu.
b. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
c. Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa.
d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).
e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
f. Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
g. Mentaati putusan yang telah diambil.
h. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang atau masyarakat kepada kita.
i. Menepati janji.

 B. Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), diantaranya :
a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang sengaja diciptakan AllahSWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
c. Sayang pada sesama makhluk.



Butir-butir di atas merupakan akhlak yang baik. Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi danorang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat setan dan orang-orang tercela. Dengan demikian, akhlak terbagimenjadi dua jenis, yaitu :
1.  Akhlak baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah), yakni perbuatan baik terhadap Allah SWT., terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya.
2. Akhlak yang tercela, (Akhlaqul Madzmumah), yakni perbuatan buruk terhadap Allah SWT., perbuatan buruk dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.

 Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai akhlak buruk :
(1). Akhlak buruk terhadap Allah SWT. :
a. Takabbur (Al-Kibru), yaitu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah SWT. di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah SWT. yang adapadanya.
b. Musyrik (Alk-Syirk), yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT. dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.
c. Murtad (Ar-Riddah), yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.
d. Munafiq (An-Nifaaq), yaitu sikap yang menampilkan dirinyabertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.
e. Riya’ (Ar-Riyaa’), yaitu sikap yang selalu menunjuknunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena Allah SWT. melainkan hanya ingindipuji oleh sesama manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan darisikap ikhlas.
f. Boros atau Berfoya-foya (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. AllahSWT. melarang bersikap boros, karena hal itu dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak perekonomian manusia, merusak hubungan sosial dan merusak diri sendiri.
g. Rakus atau Tamak (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u), yaitusikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpamemperhatikan orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qanaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah SWT  karena melanggar ketentuan laranganNya.


 (2). Akhlak buruk terhadap Manusia :
a. Mudah marah (Al-Ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya,sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidakmenyenangkan orang lain.
b. Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu mengingingkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilangsama sekali.
c. Mengadu-adu (An-Namiimah), yaitu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
d. Mengumpat (Al-Ghiibah), yaitu perilaku yang sukamembicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
e. Bersikap congkak (Al-Ash’aru), yaitu sikap dan perilakuyang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun dari perkataannya.
f. Sikap kikir (Al-Bukhlu), yaitu sikap yang tidak maumemberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.
g. Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa seseorang yang mengambil hak-hak orang lain termasuk perbuatan dzalim (menganiaya).