1.
Client-Server
Arsitektur
client-server adalah arsitektur sistem yang paling umum terdistribusi yang
terurai sistem menjadi dua subsistem utama atau proses logis -
- Client - ini adalah proses pertama yang
mengeluarkan permintaan untuk proses kedua yaitu server.
- Server - ini adalah proses kedua yang menerima
permintaan tersebut, membawanya keluar, dan mengirimkan balasan ke klien.
Dalam
arsitektur ini, aplikasi dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan
oleh server dan satu set klien yang menggunakan layanan ini. Server tidak perlu
tahu tentang klien, tapi klien harus mengetahui identitas server.
2.
Database
Database Dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam suatu perusahaan kita pun telah melakukan suatu pekerjaan
database secara manual, pengelolaan dan penyimpanan data secara teratur
berdasarkan urutan tertentu (berdasarkan abjad, nomor urut, tanggal, jenis
proyek, dan lain-lain) merupakan suatu pekerjaan yang menggunakan sistem
database. Sedangkan database secara elektronik adalah kumpulan dari item data
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan
berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di dalam perangkat
komputer dan dengan menggunakan sistem aplikasi pengolahan database dapat
dilakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu. Secara elektronik pengelolaan dan
penyimpanan data secara elektronik mempunyai menfaat jauh lebih banyak dari pada
pengelolaan dan penyimpanan data secara manual, dengan sistem database secara
elektronik akan banyak dikurangi terjadinya duplikasi data dan tentu saja
benyak mengurangi pemborosan tempat penyimpanan luar.
3. Middleware dalam sistem terdistribusi
4.
Karakteristik Sistem Terdistribusi
1.
Resource Access and Sharing
Kemampuan menggunakan hardware, software atau data dimanapun dan kapanpun.
Karakteristik ini juga yang menentukan siapa saja yang dapat mengakses sebuah
resource dalam sebuah sistem terdistribusi. Salah satu contohnya dalam sebuah
web, terdapat .htaccessyang hanya dapat diakses oleh user-user yang
telah memiliki grant access terhadap file tersebut.
2.
Openness (Keterbukaan)
Sebuah keterbukaan dalam sistem terdistribusi memiliki pengertian kemampuan
sebuah sistem dalam mengembangkan fleksibilitas terhadap peningkatan kinerja
sebuah sistem. Seperti penambahan module baru dan ketersediaan extension /
plugin yang dapat terkoneksi dengan sistem lain. Contoh karakteristik ini
misalkan sebuah aplikasi web banking yang dapat terhubung dengan sistem web
milik perusahaan finance.
3.
Concurrency
Semua proses dalam sistem terdistribusi dilakukan secara concurrency (secara
bersama-sama). Hal ini dilakukan untuk mencegah inkonsistensi dan ketidak valid
an sebuah data dan proses. Sebagai contoh dalam sebuah aplikasi web yang diakses
oleh banyak user. Ketika server melakukan sebuah update. Maka semua user yang
mengakses halaman web tersebut akan langsung mendapatkan update terbaru
tersebut.
4.
Scalability
Skalabilitas memiliki pengertian bahwa sebuah sistem terdistribusi harus dapat ditingkatkan
kinerjanya tanpa mengubah komponen-komponen di dalamnya. Sebagai contoh, sebuah
aplikasi web yang digunakan oleh user yang terlalu banyak. Maka untuk
meningkatkan kinerja dari web tersebut agar tidak terjadi overload atau system
down maka perlu dilakukan upgrade processor dan ram. Dalam proses upgrading
tersebut, komponen dalam web tidak perlu diubah.
5.
Fault Tolerance (Toleransi Kesalahan)
Kesalahan pasti terjadi dalam sebuah sistem. Entah itu disebabkan karena
masalah jaringan, power supply, bencana alam atau human error. Sebuah sistem
terdistribusi dirancang memliki kemampuan untuk menangani hal-hal tersebut.
Contoh dalam hal ini adalah dibangunnya sebuah clustering server. Dimana ketika
server utama mengalami down karena beberapa penyebab kesalahan, maka extended
server langsung membackup sistem utama dan menggantikannya.
6.
Transparency
Secara umum, transparansi disini tidak berlaku untuk user biasa yang
mengutamakan fungsionalitas, apakah ia sedang menggunakan sistem yang
terdistribusi atau tidak. Namun secara khusus bagi seorang pengelola baik itu
developer atau administrator sistem sangat perlu untuk mengetahui arsitektur
dari sistem yang sedang digunakan karena untuk mempermudah bagi mereka dalam
mengembangkan dan memelihara sistem tersebut.
7. Security
(Kemanan)
Terdapat
-
Confidentiality : keamanan terhadap data
yang di akses oleh user yang tidak di perbolehkan(unauthorizes user)
-
Integrty:keamanan terhadap kelengkapan dan
autentikasi data.
5. Lapisan OSI LAYER
-
Lapisan 1 (Physical)
Adalah Layer paling bawah dalam model OSI,
berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan,
sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token
Ring), topologi jaringan dan pengabelan.
Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana
Network Interface Card (NIC) dapat gan media kabel atau radio.
-
Lapisan 2 (Data Link)
Pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronosasi paket yang di
kirim maupun yang diterima, persiapan saluran antar terminal, pendeteksian
kesalahan yang terjadi saat pengiriman data dan pengendalian akses saluran.
-
Lapisan 3 (Network)
Lapisan ini menentukan rute pengirim dan mengendalikan kemacetan agar data
sampai di tempat tujuan dengan benar.
-
Lapisan 4 (Transport)
Lapisan ini mengatur keutuhan data, menerima data dari
lapisan session dan meneruskannya ke lapisan network. Lapisan ini juga
memeriksa apakah data telah sampai dialamat yang di tuju.
• Membuat sebuah koneksi logikal antara
host
pengirim dan tujuan pada sebuah internetwork
• Bertanggung jawab menyediakan mekanisme
-
Lapisan 5 (Session)
Lapisan ini menyiapkan saluran komunikasi dan terminal dalam hubungan antar
terminal, mengkoordinasikan proses pengiriman serta mengatur pertukaran data.
-
Lapisan 6 (Presentation)
Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar data yang dikirim dapat
dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan penyandian data.
-
Lapisan 7 (Aplication)
Lapisan paling tinggi ini mengatur interaksi pengguna komputer dengan program
aplikasi yang di pakai. Lapisan ini juga mengatur pemakaian bersama data dan
peralatan pengiriman file dan pemakaian database.
6. Perbedaan Sistem
Jaringan dengan sistem terdistribusi
Sistem jaringan beberapa komputer terhubung
agar dapat sharing, namun tiap pekerjaan ditangani sendiri sendiri oleh
komputer yang meminta dan dimintai layanan.Server hanya melayani permintaan
sesuai antrian yang sudah diatur sistem.
sedang sistem
terdistribusi Beberapa host komputer terhubung agar dapat mengerjakan
sebuah atau beberapa pekerjaan besar bersama.
Host melayani beberapa terminal dan melakukan
proses berdasarkan input dari terminal-terminal
7. Thread
Thread adalah sebuah alur kontrol
dari sebuah proses. Thread merupakan unit dasar dari utilitas CPU.
Di dalamnya terdapat ID thread, program counter, register, dan stack. Dan saling
berbagi dengan thread lain dalam proses yang sama.
Contohnya
multithread web browser dapat mengizinkan pengguna berinteraksi dengan suatu
thread ketika suatu gambar sedang diload oleh thread yang lain.
8.
File Service
File Service adalah suatu perincian atau
pelayanan dari file sistem yang ditawarkan pada komputer client.
contoh dari File Service :
Network File System yaitu sebuah protokol yang dikembangkan oleh Sun Microsystem pada
tahun1984-NFS didefinisikan dalam RFC 1094, 1813 dan 3530 sebagai “DFS” yang
mengijinkan sebuah komputer untuk mengakses file melalui network seperti akses file
didisk local. -NFS merupakan protokol yang sangat mendukung dalam pengaplikasian
suatu file system yang terdistribusi.
9. Tipe-tipe
ancaman sistem terdistribusi
-Leakage:
pengambilan informasi oleh user yang tidak memiliki hak akses
-Tampering: pengubahan informasi secara ilegal
-Vandalism:
gangguan operasi sistem tertentu
10. Contoh
sistem name service
-
Cdk3 : sebagai alamat internet protocol/jaringan
-
8888 : sebagai nomor port nya untuk mengizinkan
akses
-
/WebExamples/ : sebagai lokasi folder didalam
database nya
Semuanya terhubung ke dalam server
Kunci Simetris
Kunci Simetris adalah jenis kriptografi yang paling umum digunakan. Kunci untuk
membuat pesan yang disandikan sama dengan kunci untuk membuka pesan yang
disandikan itu. Jadi pembuat pesan dan penerimanya harus memiliki kunci yang
sama persis. Siapapun yang memiliki kunci tersebut termasuk pihak-pihak yang
tidak diinginkan dapat membuat dan membongkar rahasia ciphertext.
Kunci Asimetris
Kunci asimetris biasa dikenal dengan nama public key dan private key. Kunci
asimetris adalah pasangan kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk
proses enkripsi dan yang satu lagi untuk dekripsi. Semua orang yang mendapatkan
kunci publik dapat menggunakannya untuk mengenkripsikan suatu pesan, data
ataupun informasi, sedangkan hanya satu orang saja yang memiliki rahasia
tertentu dalam hal ini kunci privat untuk melakukan pembongkaran terhadap sandi
yang dikirim untuknya.